Berhasil !!! : Komisi 2 sahkan PKPU Yang Akomodir Keputusan MK
Sisa Perjuangan : 19 mahasiswa Ditahan, Puluhan dipukuli dan terluka, 300 an lebih Mahasiswa Hilang dan Belum diketahui keberadaanya, 1 Tewas, 1 Mahasiswa Kehilangan Bola Mata
Bandung, Informatika News Line (25/08/2024)
Komisi 2 DPR RI mengesahkan PKPU baru, dalam acara RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Kementerian Dalam Negeri, Pihak KPU, Banwaslu, DKPP Minggu (25/08) menjelang tengah hari.
Rancangan PKPU baru yang mengakomodir keputusan MK sebelum nya sudah beredar di kalangan para jurnalis, bersama dengan surat edaran yang dikirim kan KPU kepada KPU D Seluruh Indonesia Jum'at (23/08).
Dalam rancangan PKPU tersebut diadopsi seluruh keputusan MK baru yang menghapus ketentuan Threshold pemilihan Kepala Daerah baru.
Keputusan untuk mengesahkan PKPU ini merupakan kemenangan besar dari aksi demonstrasi masyarakat, partai politik, dan mahasiswa yang terjadi di sejumlah kota di Indonesia.
Para demonstran menolak upaya menjegal keputusan MK ini melalui proses Revisi UU Pilkada yang coba dilakukan oleh DPR pada Kamis (22/08). Rapat pengesahan Revisi UU Pilkada gagal dilakukan pada Kamis (22/08), akan tetapi kemarahan massa dan kecurigaan adanya upaya politik terselubung untuk menjegal Keputusan MK belum percaya dengan keputusan pengunduran Revisi UU Pilkada yang diumumkan oleh sejumlah pimpinan DPR RI.
Korban berjatuhan dalam bentrok dengan oknum aparat keamanan yang memaksa membubarkan massa yang terus bertahan untuk mengawal keputusan MK
Mahasiswa Universitas Bale Bandung (Unibba), Andi Andriana, adalah salah satu korban bentrokan. Andi mengalami luka serius pada mata kirinya saat berdemonstrasi menolak revisi UU Pilkada di Gedung DPRD Jawa Barat, Kamis (22/8)
Luka itu disebabkan lemparan batu yang diduga berasal dari polisi dari arah Gedung DPRD. Akibatnya, Andi langsung dibawa ke RS Hasan Sadikin sebelum akhirnya dirujuk ke RS Mata Cicendo untuk menjalani operasi.
Berdasarkan keterangan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unibba, Fauzi Septian yang diterima Informatika News Line, pelemparan terjadi saat demo mulai ricuh sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (22/08) kemarin.
Para demonstran pun dievakuasi ke Gedung Sate termasuk mahasiswa Unibba. Namun, Andi terpisah dari rombongan dan terseret arus massa hingga berada di barisan terdepan.
Saat sepatu yang dikenakannya terlepas, Andi berjongkok untuk memperbaikinya. Saat ia bangkit, sebuah batu yang dilemparkan dari arah Gedung DPRD menghantam matanya.
Atas kejadian ini, Fauzi menegaskan BEM Unibba akan terus mendampingi Andi hingga masa pemulihannya selesai. "Kami tidak akan berhenti di sini. Setelah Andi selesai, kami berencana untuk kembali melaksanakan aksi di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Kami bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada Andi, dan kami akan terus memperjuangkan keadilan untuknya," kata Ketua BEM Unibba.
Andi Andriana kehilangan bola mata kirinya. Sementara itu dari koordinator pendemo di Bandung yang lain, disampaikan bahwa satu orang mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) akhirnya meninggal dunia setelah mengalami luka pemukulan parah. Akan tetapi kabar ini belum dikonfirmasi lebih lanjut ke RS Hasan Sadikin Bandung dan juga pihak Polrestabes Kota Bandung.
Dari Jakarta, koordinator demonstrasi mahasiswa juga melaporkan sebanyak 300 an lebih mahasiswa hilang dan belum kembali. Menurut koordinator demonstrasi 300 an lebih mahasiswa tersebut ditahan pihak kepolisian di berbagai Polresta DKI Jakarta.
Baca Juga
Dewan Pers Kecam Kekerasan Aparat terhadap Wartawan Saat Aksi Unjuk Rasa Penolakan RUU Pilkada
Kekacauan pasca demonstrasi mahasiswa ini selain terjadi di Jakarta Bandung, juga terjadi di Semarang. Oknum aparat kepolisian di lapangan melakukan tindakan represif kepada pada demonstran, bahkan beberapa awak media juga mendapatkan pukulan bogem mentah, pentungan dan semprotan air dan juga gas air mata.
Dewan Pers menyesalkan tindakan serangan fisik dan bahkan ancaman pembunuhan kepada para jurnalis yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian ini.
Akan tetapi tidak semua lokasi demonstrasi mengalami rusuh dan bentrokan. Demonstrasi mahasiswa di Surabaya dan Malang meskipun sedikit kacau tidak meninggalkan jejak kekerasan bentrokan yang berarti.
Bahkan di beberapa lokasi mahasiswa diterima dengan baik oleh anggota DPRD setempat dan mengakomodir permintaan masyarakat dan mahasiswa untuk menghentikan upaya revisi UU Pilkada yang sebelumnya terkesan.
Demonstrasi mahasiswa di Probolinggo misalnya diterima dengan baik oleh DPRD Kota. Bahkan anggota DPRD kota yang baru saja dilantik menemui perwakilan mahasiswa dan membuat kesepakatan untuk mendukung implementasi Keputusan MK dalam menghapus Threshold yang bertentangan dengan Konstitusi UUD 1945 yang telah diamandemen. (Vijay)