Keturunan Ke-23 Syeh Abdul Qadir Zailani Kunjungi Universitas Islam Majapahit Dan Makam Prof. Dr. Mahmoed Zain

 Keturunan Ke-23 Syeh Abdul Qadir Zailani Kunjungi Universitas Islam Majapahit Dan Makam Prof. Dr. Mahmoed Zain

 


Mojokerto, Informatika Newsline (15/01/2025)

Keturunan ke 23 dari Mursyd Tariqoh Qodiriah, Syeh Abdul Qadir Zailani mengunjungi Universitas Islam Majapahit. Mojokerto, Rabu (15/01). Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani yang diberi gelar Maulana Assayid Assyarif dan Syaikh Prof. Dr. ini, hadir mengunjungi Universitas Islam Majapahit dan sekaligus takziah ke makam pendiri UNIM, Prof. Dr. Mahmoed Ibnu Zain. Prof Dr. Mahmoed Ibnu Zain adalah Bupati Mojokerto pada era tahun 2000-an.

Prof Dr. Muhammad Fadhil diterima oleh Ketua Yayasan Hj. Dewi Masitoh Mahmoed Zain, dan Wakil Walikota Terpilih KOta Mojokerto Dr. Rachman Sidharta Arisandi, Rektor UNIM Dr Muhammad Noer juga ikut hadir menyambut kedatangan tamu dari Turki ini.

Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani pernah juga beberapa kali mengunjungi Jawa Timur, memberikan kuliah umum di beberapa Perguruan Tinggi di Jawa Timur. Karya nya yang terkenal diantaranya adalah menemukan kembali manuskrip asli tulisan dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani dari berbagai negara.

Syeh Abdul Kadir Zailani sendiri adalah seorang Mursyd Tariqoh Qadiriah yang termasuk wali kutub pada jamannya. Syeh Abdul Qadir Zailani lahir di Iran pada tahun 1078 (23 Maret/1 Ramadhan) dan meninggal di Bagdad (Irak) pada tahun 1166 (10 Muharrom). 


 


Hampir 1 abad setelah meninggalnya Syeh Abdul Qadir Zailani, atau tepatnya 92 tahun setelah ditinggalkan oleh Syeh Abdul Qadir Jailani, Kota Bagdad dihancurkan dan diluluhlantakkan oleh cucu Jengis Khan Hulaghu Khan. Puluhan ribu umat Islam dibantai oleh Hulaghu Khan pada tahun 1258, 92 tahun setelah Syeh Abdul Kadir Jailani wafat. Perpustakaan terbesar dibakar di Baghdad, wanita wanita muslimah dinodai kehormatan nya, dan seluruh keluarga Kerajaan Baghdad dibantai dengan kejam.

Keluarga Jengish Khan menghancurkan Baghdad dan berkoalisi dengan tentara Salib di Barat dipimpin oleh Hulaghu Khan. Meskipun kemudian salah satu keluarga Jengish Khan yang bernama Berke Khan memeluk agama Islam dan menghentikan ekspansi kejam tentara Mongol ke arah Barat. 

Hulaghu Khan berhenti setelah Ku Balai Khan, kakaknya di Timur yang sebelumnya berhasil menguasai China, tewas oleh tentara Majapahit. China dikuasai oleh keluarga Mongol Jengish Khan melalui penaklukan kejam Ku Balai Khan. Bahkan Ku Balai Khan juga menyapu Jepang, dan Seluruh Asia sampai dengan Asia Tenggara dengan pasukan Mongol nya yang sangat kejam. Akan tetapi ekspansi gila-gilaan Ku Balai Khan ini berhenti di Majapahit. Bahkan Ku Balai Khan tewas.


Sakit hati dan kehancuran Baghdad dalam sejarah, di tahun 1258 itu dibalaskan dengan telak oleh pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya 3o tahun kemudian. 

Pada tahun 1293, Ku Balai Khan, kakak dari Hulaghu Khan mengirimkan ratusan ribu tentara China ke Pulau Jawa untuk menyerbu dan menghancurkan kerajaan Singasari dan Raja Kertanegara, mertua Raden Wijaya.

Akan tetapi 300 ribu pasukan Khusus Balai Khan yang perkasa dan menaklukkan Asia itu, dibantai oleh Raden Wijaya, di Delta Sungai Kali Brantas Tarik (Sidoarjo). 

Catatan Istana China mencatat bahwa hanya 10 ribu tentara China yang berhasil kembali ke China setelah sebagian besar terntaranya dibantai di Majapahit.



Persahabatan sejarah antara Baghdad dan Majapahit sudah dilakukan sejak masa awal berdirinya Majapahit. Bahkan Kakak dari Hulagu Khan dihancurkan di Majapahit (wilayah Mojokerto saat ini). 

Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa musuhnya musuhmu adalah sahabatmu. Musuh dari Baghdad adalah cicit Jengish Khan, kakak beradik Ku Balai Khan dan Hulagu Khan. Musuh dari kakak beradik kejam ini adalah Majapahit. Majapahit adalah sahabat Baghdad, berdasarkan Hikmah dari Imam Ali bin Abi Thalib r.a.

Hanya berjarak beberapa ratus hari setelah kekalahan dari pasukan Raden Wijaya pada akhir tahun 1293, Ku Balai Khan diumumkan meninggal di China pada musim Semi tahun 1294. Para sastrawan penulis tidak percaya bahwa Ku Balai Khan meninggal di China, mereka jauh lebih percaya bahwa Ku Balai Khan dipenggal kepalanya oleh pasukan Raden Wijaya di Majapahit.

Sejarah mencatat bahkan rambut kepada Ku Balai Khan yang terpenggal itu, menjadi hiasan tahta kerajaan Majapahit Raden Wijaya. Peran penting Majapahit dalam menghancurkan dinasti Mongol (Dinasti Yuan) ini lah yang kemudian membuat hubungan Majapahit dengan Dinasti China asli (Dinasti Ming) berjalan dengan harmonis. 

Dalam sejarah bahkan ahli strategi dan ahli perang Kerajaan Majapahit, diminta datang dan nasihatnya ke Kerajaan China dibawah Dinasti Ming, untuk membendung upaya Dinasti Yuan dan Dinasti Mongol untuk memasuki dan menguasai China kembali. 

Hanya Majapahit yang berhasil mengalahkan strategi pasukan Dinasti Yuan Dinasti Mongol dengan sukses. Raja raja Dinasti Ming bahkan sangat menghargai keahlian dan strategi tempur Majapahit ini. 

Berita istana China mencatat dengan detail hubungan baik antara China dan Majapahit ini. Akan tetapi yang perlu difahami adalah, dalam sejarah, China yang berhubungan baik dengan Majapahit adalah China asli dari Dinasti Ming, bukan dari Dinasti Yuan atau Mongol (Ku Balai Khan) galur dari Jengis Khan.

Karena penghormatan pada jasa-jasa Majapahit inilah Dinasti Ming kemudian mengirim kan putri China terhormat untuk dijadikan istri Raja Majapahit, secara berturut-turut.



Dua putra mahkota Raja Majapahit, bahkan berasal dari putri China Dinasti Ming ini. Siu Bhan Sie (Dewi Kian) ibu dari Raden Fattah pendiri Kerajaan Demak, adalah seorang wanita China dari Dinasti Ming yang dinikahi oleh Brawijaya, yang pada saat mengandung kemudian dikirimkan ke Palembang untuk strategi pengamanan tahta Majapahit. 

Demikian pula Dewi Retno Dumilah (Nawang Arum) Ibu Sunan Kalijaga juga seorang wanita China Dinasti Ming, yang dinikahi oleh Prabu Brawijaya yang kemudian dengan alasan yang sama disembunyikan di bawah perlindungan Bupati Tuban.

Raja raja Majapahit melakukan strategi perlindungan tahta Majapahit dengan cara mengirim kan istri Raja yang telah mengandung putra Raja, ke wilayah wilayah di sekitar Majapahit. 

Strategi ini ditempuh untuk memperkuat daya kekuasaan Kerajaan Majapahit, sekaligus mengamankan galur Raja di tempat yang tidak pernah diduga oleh para musuh Majapahit. 

Kecerdasan Majapahit ini lah yang terbukti melanggengkan keturunan Brawijaya menjadi Raja-raja di Tanah Jawa dan bahkan Nusantara berabad abad tahun kemudian dengan aman, tanpa disadari oleh musuh musuh Istana Raja Majapahit.



Tulisan/Laporan : MIG

 

 

 

Baca Juga :
 
Majapahit Empire 13 The Series







 

 

 

 

 

Lebih baru Lebih lama